Artikel
Study Komparatif, Desa Tertinggal Umbul Kating Menuju Smart Village/Desa Cerdas
LAMPUNG TIMUR||purwodadimekar.lamtim-desa.id_Tahun 2022 Pemerintah Desa Purwodadi Mekar Kecamatan Batanghari, Lampung Timur melaksanakan Study Komparatif di Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada 26 – 30 Juni 2022. Dalam kegiatan ini Pemerintah Desa Purwodadi Mekar menugaskan Sekretaris Desa dan Ketua BPD. Kegiatan ini bertujuan sebagai upaya pembelajaran desa menuju Desa Mandiri melalui Program Smart Village dimana diketahui bahwa Desa Ponggok merupakan salah satu desa yang pernah mendapatkan Penghargaan Desa Terbaik se Indonesia.
Desa Purwodadi Mekar atau yang lebih akrab disebut sebagai “Umbol Kating” adalah sebuah desa pemekaran dari desa induk yakni Desa Buanasakti, dan terletak diujung selatan kecamatan batanghari yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lampung Selatan serta diapit oleh 2 (dua) sungai besar yaitu Way Kandis dan Way Sekampung dengan luas wilayah ± 665 Ha terdiri dari 5 Dusun dan 12 RT. Namun meski terbilang desa baru dan terbilang Plosok/Umbol, Desa ini mampu mengejar ketertinggalan diberbagai aspek prioritas dari desa – desa lainya dikecamatan Batanghari, oleh karena itu, Pemerintah Desa Purwodadi Mekar terus berupaya meningkatkan status desa menuju Desa Mandiri.
Perlu diketahui, bahwa Desa Ponggok yang menjadi tempat Tujuan Study merupakan desa yang hampir memiliki kesamaan dari berbagai aspek dan komponen dengan Desa Purwodadi Mekar, mulai dari status Tertingal yang pernah dimiliki, luas wilayah, jumlah penduduk,hingga letak geografis yang dianggap kurang mendukung. Desa Ponggok hanya memiliki luas wilayah 77,2255 Ha, 609 Kepala Keluarga, 2.036 Penduduk, 6 RW, 12 RT, dan terletak cukup jauh dari ibu kota Kabupaten yakni 15 Km serta hanya memiliki 4 Potensi Utama Desa yaitu Pariwisata, Pertanian, Perikanan, dan Air Bersih. Pada perkembanganya, melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri yang dimiliki, meskipun pada awal pendirian BUMDes pernah mengalami 2 kali/tahun kerugian, namun karena perjuangan yang terus dilakukan oleh segenap eleman masyarakat, ahirnya BUMDes dapat bangkit dan menghasilkan Pendapatan hingga Miliaran Rupiah per Tahun. Sebagaimana diketahui bahwa Pendapatan pada tahun 2021 menjacapai lebih dari 16 Miliar dalam 1 (satu) tahun. Sehingga Pemerintah Desa Ponggok mampu bertransformasi dari Desa Tertinggal menjadi Desa Mandiri dalam segala aspek, mulai dari aspek Pendidikan, Kesehatan, Perekonomian, hingga pelayanan masyarakat.
Akselarasi pembangunan desa – desa di Indonesia merupakan salah satu arah Pembangunan Nasional pada RPJMN 2020 – 2024 yang didasari dengan Percepatan Program Prioritas Nasional (Desa Digital (Dedi) dan Desa Wisata (Dewi)), Transformasi Digital, UU Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa, dan Permendes Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022 Pasal 6 Ayat (2) huruf a yakni Pendataan Desa, Pemetaan Potensi dan Sumber Daya dan Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai upaya memperluas kemitraan dan Pembangunan Desa.
“kami sangat yakin dan percaya, bahwa kesuksesan Desa Ponggok juga bisa terjadi didesa kita apabila seluruh elemen masyarakat bersama – sama saling membantu dan mendukung program ini. Apalagi jika melihat track record Desa Ponggok menuju Smart Village yang bahkan pernah mengalami kerugian pada awal – awal tahun pendirian BUMDes ditahun 2009, didesa kita justru BUMDes mampu memberikan PAD kurang lebih sebesar Rp 26.000.000,- pada awal pendirianya diahir tahun. Sehinga sangat mungkin bagi desa kita untuk menyamai bahkan melebihi prestasi didesa Ponggok. Selain itu dibidang pelayanan masyarakat juga sedang kita siapkan baik fisik maupun non fisik penunjang Program Smart Village, mulai dari pengembangan Jaringan Internet, Kerja sama dengan stake holder yang ada, Pengembangan dan penyiapan Website Desa, hinga perangkat pendukungnya, sehingga nantinya masyarakat akan semakin mudah mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan, surat – menyurat, dan keperluan lainya cukup melalui website/aplikasi yang dikembangkan oleh desa melalui HP yang dimiliki oleh masyarakat”, ujar Yudi Helimarko, Sekdes Purwodadi Mekar.
“Data terakhir survey IDM Kemendes PDTT Tahun 2021, dari 74.957 desa ternyata baru 3.269 desa yang berstatus Mandiri, artinya hanya sekitar 4 persen dari total jumlah desa yang ada di Indonesia. Maka Program Smart Village lah salah satu upaya yang harus ditempuh oleh desa kita untuk menaikkan status desa kearah desa mandiri. Dan Internet adalah salah satu sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Karena Smart Village merupakan upaya peningkatan pembangunan Desa melalui pemanfaat Tegnologi Tepat Guna yang diharapkan mampu meninkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.” pungkasnya
Hal senada juga disampaikan oleh Samsudin, Ketua BPD Purwodadi Mekar, “saat ini sudah tidak jamanya lagi manual, semua sudah jamanya Internet, kedepan masyarakat harus dapat merasakan manfaatnya Internet sebagai penunjang kehidupan, maka disinilah peran Pemerintah desa harus digerakkan secara nyata sehingga Tegnologi Tepat Guna (TTG) benar – benar mampu hadir ditengah masyarakat sebagai upaya mendukung aktivitas masyarakat sehingga terwujudlan desa yang cerdas. Kami mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama – sama mendukung program – program pemerintah desa serta selalu memberikan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan desa baik dalam forum – forum resmi Musyawarah Desa atau langsung disampaikan kepada kami (Anggota BPD) dimasing – Masing dusun”.(10/07)
(red/PM-News_001)

